Metabolisme (bahasa Yunani : μεταβολισμος , metabolismos, perubahan) adalah
semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat selular.
Eksperimen terkontrol atas metabolisme manusia pertama
kali diterbitkan oleh Santorio
Santorio pada
tahun 1614 di dalam bukunya, Ars de statica
medecina yang membuatnya terkenal diEropa. Dia mendeskripsikan
rangkaian percobaan yang dilakukannya, yang melibatkan penimbangan dirinya sendiri pada sebuah kursi yang digantung pada sebuah timbangan besar sebelum dan sesudah makan, tidur, berpuasa makan atau minum, dan buang air besar. Dia menemukan bahwa bagian terbesar makanan yang dimakannnya hilang dari tubuh melalui perspiratio insensibilis (mungkin dapat diterjemahkan sebagai "keringatan yang tidak tampak").
rangkaian percobaan yang dilakukannya, yang melibatkan penimbangan dirinya sendiri pada sebuah kursi yang digantung pada sebuah timbangan besar sebelum dan sesudah makan, tidur, berpuasa makan atau minum, dan buang air besar. Dia menemukan bahwa bagian terbesar makanan yang dimakannnya hilang dari tubuh melalui perspiratio insensibilis (mungkin dapat diterjemahkan sebagai "keringatan yang tidak tampak").
Metabolisme adalah pertukaran zat antara suatu
sel atau suatu organisme secara keseluruhan dengan zat antara suatusel atau
organisme secara keseluruhan dengan lingkungannya.Metabolisme berasal dari kata
Yunani “Metabole” ynisme hang berarti perubahan. Metabolisme kadang
juga diartikan pertukaran zat antaara satu sel atau secara keseluruhan dengan
lingkungannya. Salah satu aktivitas protoplasma yang penting adalah pembentukan
sel baru dengan cara pembelahan.
Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon). bagaimana proses metabolisme ?
Sebelum sel melakukan pembelahan, maka protoplasma akan aktif mengumpulkan serta mensintesa karbohidrat, protein, lemak dan banyak lagi senyawa kompleks yang merupakan bagian dari protoplasma dan dinding sel. Bahan dasar untuk sintesa senyawa organic tersebut adalah unsure-unsur aorganic yang diserap oleh akar dan gula yang dibentuk dari karbon dioksida dan air pada proses fotosintesa (asimilasi karbon). bagaimana proses metabolisme ?
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang
terjadi didalam tubuh makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu
hingga yang memiliki susunan tubuh kompleks seperti manusia. Dalam hal ini,
makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel
hidup. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting
dalam metabollisme adalah perenannya dalam penawar racun atau detoksifikasi.
Proses metabolisme yang terjadi didalam sel merupakan
aktivitas yang sangat terkoordinasi, melibatkan kerjasama berbagai system enzim
yang mengkatalis reaksi-reaksi secara bertahap dan memerlukan pengaturan
metabolic untuk mengendalikan mekanisme reaaksinya. Proses metabolisme bagi organisme hidup
memiliki empat fungsi spesifik, yaitu :
- Untuk memperoleh energi kimia dalam bentuk ATP dari hasil degradasi zat-zat makanan yang kaya energi yang berasal dari lingkungan.
- Untuk
mengubah molekul zat-zat makanan (nutrisi) menjadi perkursor unit pembangun bagi
biomolekul sel.
- Untuk
menyusun unit-unit pembangun menjadi protein, asam nikleat, lipida, polisakarida,
dan komponen sel lain.
- Untuk
membentuk dan merombak biomolekul.
Secara umum, metabolisme memiliki dua arah lintasan
reaksi kimia organik. Katabolisme, yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi dan Anabolisme, yaitu reaksi yang merangkai senyawa organik
dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel tubuh.
Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme
untuk dapat bertahan hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu
senyawa yang disebut sebagai hormon,
dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa
organik, penentu arah reaksi kimia disebutpromoter dan penentu percepatan reaksi kimia
disebut katalis.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan
sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada
jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya.
Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi
disebut metabolom. Semua ini dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
I. Katabolisme
Katabolisme yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi.
A. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah proses pembebasan energi yang terkandung dalam makanan menjadi energyATP yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk melaksanakan kinerjanya.
Katabolisme yaitu reaksi yang mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi.
A. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah proses pembebasan energi yang terkandung dalam makanan menjadi energyATP yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk melaksanakan kinerjanya.
1) GLIKOLISIS
a) Terjadi pada sitosol
b) Berlangsung secara anaerob
c) Tahapan :
a) Terjadi pada sitosol
b) Berlangsung secara anaerob
c) Tahapan :
- Tahap pertama adalah pemecahan molekul glukosa (6C) membentuk senyawa berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu senyawa beratom C-6 yang mendapat tambahan fosfat yang memerlukan energy dari 2 molekul ATP.
- Tahap selanjutnya adalah dimana molekul PGAL kemudian akan membelah membentuk 2 senyawa 3 rantai karbon dan 1 fosfat yang disebut 3GP atau 3-Phospoglycerade, kemudian masing-masing 3GP akan berubah menjadi asam piruvat dengan melepaskan energi sebanyak 1 molekul ATP dan pelepasan 1 atom hidrogen yang berpotensi energi tinggi, dimana selanjutnya hidrogen yang dilepaskan ini akan ditangkap oleh kofaktor berupa NAD+ dan membentuk senyawa 2NADH2.
- Hasil akhir dari tahap Glikolisis menghasilkan 2 molekul asam piruvat, 2 molekul ATP, dan 2 molekul NADH2. Selanjutnya senyawa asam piruvat memasuki membran mitokondria untuk tahap berikutnya.
2) DEKARBOKSILASI OKSIDATIF
Sebelum masuk ke tahap selanjutnya dalam mitokondria, asam piruvat terlebih dahulu akan diubah menjadi
senyawa Asetil Co-A dan berlangsung dalam membrane mitokondria. Tahapannya sebagai berikut:
Siklus Hatch-Slack
Organisme autotrof yang melakukan kemosintesis disebut kemoautotrof. Kemampuan melakukan kemosintesis hanya dimiliki oleh beberapa jenis mikroorganisme, misalnya bakteri belerang nonfotosintetik (Thiobacillus) dan bakteri nitrogen (Nitrosomonas dan Nitrosococcus). Banyak mikroorganisme di daerah laut dalam menggunakan kemosintesis untuk memproduksi biomassa dari satu molekul karbon. Dua kategori dapat dibedakan. Pertama, di tempat yang jarang tersedia molekul hidrogen, energi yang tersedia dari reaksi antara CO2 dan H2 (yang mengawali produksi metana, CH4) dapat menjadi cukup besar untuk menjalankan produksi biomassa. Kemungkinan lain, dalam banyak lingkungan laut, energi untuk kemosintesis didapat dari reaksi antara O2 dan substansi seperti hidrogen sulfida atau amonia. Pada kasus kedua, mikroorganisme kemosintetik bergantung pada fotosintesis yang berlangsung di tempat lain dan memproduksi O2 yang mereka butuhkan.
Reaksi kemosintesis pada bakteri belerang berlangsung sebagai berikut.
Bakteri nitrogen, seperti Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi hasil dengan cara mengoksidasi NH3 yang telah bereaksi dengan CO2 dan membentuk amonium karbonat ((NH4)2CO3).
Jenis bakteri lain yang mampu melaksanakan kemosintesis antara lain Nitrobacter. Bakteri ini mampu mengoksidasi senyawa nitrit dalam mediumnya. Hasilnya adalah senyawa nitrat dan membebaskan energi yang akan dipergunakan untuk menyintesis senyawa organik.
Sebelum masuk ke tahap selanjutnya dalam mitokondria, asam piruvat terlebih dahulu akan diubah menjadi
senyawa Asetil Co-A dan berlangsung dalam membrane mitokondria. Tahapannya sebagai berikut:
- Senyawa asam piruvat yang mengandung 3 atom karbon, dioksidasi dengan bantuan enzim piruvat dehidrogenase untuk melepas 1 atom karbonnya dan mengubahnya menjadi CO2. Bersamaan dengan terbentuknya CO2, NAD+ akan direduksi dan membentuk NADH.
- Selanjutnya, terbentuklah senyawa dengan 2 atom karbon yang disebut acetyl group, yang kemudian akan ditambahkan dengan koenzim A membentuk Acetyl Koenzim-A
3) SIKLUS KREB
a) Berlangsung dalam matriks mitokondria
b) Tahapan siklus krebs:
- Siklus Krebs diawali dengan masuknya Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi dengan asam oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat (beratom C6).
- Secara bertahap Asam sitrat melepaskan satu per satu atom C nya hingga akhirnya kembali menjadi asam oksaloasetat(beratom C4), peristiwa ini diikuti dengan reaksi reduksi (pelepasan elektron & ion hidrogen) oleh NAD+ dan FAD+ menghasilkan 2 molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP. Dari seluruh rangkaian peristiwa siklus Krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul NADH2 , 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.
4) TRANSPORT ELEKTRON
a) Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul
FADH2 dihasilkan selama tahap glikolisis dan siklus
Krebs. Seluruhnya akan
memasuki reaksi redoks pada sistem transpor elektron.
b) Tahapan :
- Mula-mula molekul NADH2 memasuki reaksi dan dihidrolisis oleh enzim dehidrogenase kembali menjadi ion NAD+ diikuti pelepasan 3 ATP, kemudian diikuti molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein kembali menjadi ion FAD+ dan menghasilkan 2 molekul ATP, keduanya juga melepaskan ion Hidrogen diikuti elektron, peristiwa ini disebut reaksi oksidasi.
- Selanjutnya elektron ini akan ditangkap oleh Fe+++ sebagai akseptor elektron dan dikatalis oleh enzim sitokrom b, c, dan a. Peristiwa ini disebut reaksireduksi. Reaksi reduksi dan oksidasi ini berjalan terus sampai elektron ini ditangkap oleh Oksigen (O2) sehingga berikatan dengan ion Hidrogen (H+) menghasilkan H2O (air). Hasil akhir dari sistem transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP, 6 molekul H2O (air).
Secara keseluruhan, reaksi respirasi sel aerob menghasilakan 38 molekul ATP, 6 molekul H2O, dan 6 molekul CO2.
B.
Respirasi
Anaerob
Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak
menggunakan oksigen bebas sebagai penerima atom hidrogen ( H ) terakhir, tetapi
menggunakan senyawa tertentu ( seperti : etanol, asam laktat ) .Pada kondisi
anaerobik ( tidak tersedia oksigen ), suatu sel akan dapat mengubah asam
piruvat menjadi CO2 dan etil alkohol serta membebaskan energi ( ATP ). Atau
oksidasi asam piruvat dalam sel otot menjadi CO2 dan asam laktat serta
membebaskan energi ( ATP ).Bentuk proses reaksi yang terakhir disebut, lazim
dinamakan fermentasi. Proses ini juga melibatkan enzim-enzim yang terdapat di
dalam sitoplasma sel. Pada respirasi anaerob, tahapan yang ditempuh meliputi :
· Tahapan
glikolisis, dimana 1 molekul glukosa ( C6 ) akan diuraikan menjadi asam
piruvat, NADH dan 2 ATP.
· Pembentukan
alkohol ( fermentasi alkohol ), atau pembentukan asam laktat
( fermentasi asam laktat )
· Akseptor
elektron terakhir bukan oksigen, tetapi senyawa lain seperti : alkohol, asam
laktat.
· Energi
( ATP ) yang dihasilkan sekitar 2 ATP
Beberapa proses reaksi yang berlangsung secara aerob ( Respirasi Anaerob
) :
·
Fermentasi
alkohol :
Proses ini terjadi pada beberapa mikroorganisme seperti
jamur ( ragi ), dimana tahapan glikolisis sama dengan yang terjadi pada
respirasi aerob. Setelah terbentuk asam piruvat ( hasil akhir glikolisis ),
asam piruvat mengalami dekarboksilasi (: sebuah molekul CO2 dikeluarkan )
dan dikatalisis oleh enzim alkohol dehidrogenase menjadi etanol atau
alkohol dan terjadi degradasi molekul NADH menjadi NAD+ serta membebaskan
energi/kalor.
Proses ini dikatakan
sebagai "pemborosan" karena sebagian besar energi yang
terkandung dalam molekul glukosa masih tersimpan di dalam alkohol. Itulah
sebabnya, alkohol/etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar. Fermentasi
alkohol pada mikroorganisme merupakan proses yang berbahaya bila konsentrasi
etanolnya tinggi. Secara sederhana, reaksi fermentasi alkohol ditulis :
2CH3COCOOH
----------> 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal
asam piruvat etanol/alkohol
asam piruvat etanol/alkohol
·
Fermentasi
asam laktat (pada saat olah raga):
Pada sel hewan ( juga manusia ) terutama pada sel-sel
otot yang bekerja keras , energi yang tersedia tidaklah seimbang dengan
kecepatan pemanfaatan energi karena kadar O2 yang tersedia tidak mencukupi
untuk kegiatan respirasi aerob ( reaksi yang membutuhkan oksigen ). Proses
fermentasi asam laktat dimulai dari lintasan glikolisis yang menghasilkan asam
piruvat. Karena tidak tersedianya oksigen maka asam piruvat akan mengalami
degradasi molekul ( secara anaerob ) dan dikatalisis oleh enzim asam
laktat dehidrogenase dan direduksi oleh NADH untuk menghasilkan energi dan
asam laktat. Secara sederhana reaksi fermentasi asam laktat ditulis sebagai berikut :
2CH3COCOOH ----> 2CH3CHOHCOOH + 47
kkal
( asam
piruvat) ( asam laktat)
Pada manusia, kejadian ini sering temukan ketika seseorang bekerja atau
berolahraga berat/keras.
Akibat kekurangan oksigen menyebabkan asam piruvat
yang terbentuk dari tahapan glikolisis akan diuraikan
menjadi asam laktat.yang
menyebabkan timbulnya rasa pegal-pegal setelah seseorang bekerja/berolahraga
berat/keras.
II. Anabolisme
Anabolisme adalah proses kimia tingkat molekuler yang
berkaitan dengan penyusunan senyawa dari yang sederhana menjadi kompleks yang
terjadi di dalam sebuah sel.
I.
Proses Fotosintesis
Terjadi dalam 2 tahap yaitu Reaksi
terang dan reaksi gelap. Proses ini terjadi di dalam butir-butir plastida.
Kebanyakan daun memiliki plastida yang berwarna hijau jadi disebut dengan
kloroplas. Berikut ini adalah organel yang disebut dengan kloroplasn :
Organel ini memiliki bagian-bagian:
1.
cTilakoid
2.
Ruang tilakoid
3.
Grana
4.
Stroma
5.
Ruang antar membran
Disebutkan di atas bahwa fotosintesis
terjadi dalam dua tahap yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang
terjadi di bagian dengan keterangan no 1 sedangkan reaksi gelap terjadi pada
nomor 4.
Fotosistem adalah suatu unit yang
mampu menangkap energi cahaya matahari yang terdiri dari klorofil a,
kompleks antena, dan akseptor elektron. Di dalam kloroplas terdapat
beberapa macam klorofil dan pigmen lain, seperti klorofil a yang berwarna hijau muda,
klorofil b berwarna hijau tua, dan karoten yang berwarna kuning sampai
jingga. Pigmen-pigmen tersebut mengelompok dalam membran tilakoid dan
membentuk perangkat pigmen yang berperan penting dalam fotosintesis.
Klorofil a berada dalam bagian
pusat reaksi. Klorofil
ini berperan dalam menyalurkanelektron yang berenergi tinggi ke
akseptor utama elektron. Elektron ini selanjutnya masuk ke sistem siklus elektron.
Elektron yang dilepaskan klorofil a mempunyai energi tinggi sebab memperoleh energi dari cahaya yang
berasal dari molekul perangkat pigmen yang dikenal
dengan kompleks antena.
Pada tumbuhan fotosistem dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Pada
fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitifterhadap
cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut juga P700.
Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks antena. Pada
fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif
terhadap panjang
gelombang680 nm
sehingga disebut P680. P680 yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi
yang lebih kuat daripada P700. Dengan potensial redoks
yang lebih besar, akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron dari
molekul-molekul air.
Perhatikan gambar berikut
Reaksi terang adalah reaksi yang
melibatkan tenaga matahari sedangkan reaksi gelap (calvin-Benson Cycle) dapat
terjadi tanpa kehadiran sinar matahari.
Dari gambar tersebut dapat dilihat
bahwa:
Reaksi terang dan gelap berkaitan,
kaitannya adalah reaksi terang menyediakan energi untuk melangsungkan reaksi
bagi reaksi gelap. Energi yang dipersiapkan oleh reaksi terang berupa ATP dan
NADPH.
ATP diperoleh dari tenaga foton yang
berasal dari matahari dan H+ pada NADPH berasal dari pemecahan air. Selain itu
pemecahan air juga menghasilkan oksigen yang akan dibebaskan ke lingkungan. Pada raksi gelap dihasilkan gula
dengan memanfaatkan CO2 lingkungan.
FOTOSISTEM
Fotosistem adalah suatu unit yang
mampu menangkap energi cahaya matahari yang terdiri dari klorofil a,
kompleks antena, dan akseptor elektron. Di dalam kloroplas terdapat
beberapa macam klorofil dan pigmen lain, seperti klorofil a yang bewarna hijau muda,
klorofil b berwarna hijau tua, dan karoten yang berwarna kuning sampai
jingga. Pigmen-pigmen tersebut mengelompok dalam membran tilakoid dan membentuk
perangkat pigmen yang berperan penting dalam fotosintesis.
Klorofil a berada dalam bagian
pusat reaksi. Klorofil
ini berperan dalam menyalurkanelektron yang berenergi tinggi ke
akseptor utama elektron. Elektron ini selanjutnya masuk ke sistem siklus elektron. Elektron
yang dilepaskan klorofil a mempunyai energi tinggi sebab memperoleh energi dari cahaya yang
berasal dari molekul perangkat pigmen yang dikenal
dengan kompleks antena.
Fotosistem sendiri dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Pada fotosistem I ini
penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a yang sensitif terhadap
cahaya dengan panjang gelombang 700 nm sehingga klorofil a disebut juga
P700. Energi yang diperoleh P700 ditransfer dari kompleks
antena. Pada fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh
klorofil a yang sensitif terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut
P680. P680 yang teroksidasi merupakan agen pengoksidasi yang lebih kuat
daripada P700. Dengan potensial redoks
yang lebih besar, akan cukup elektron negatif untuk memperoleh elektron dari
molekul-molekul air.
- Fotosintesis pada tumbuhan
Tumbuhan bersifat
autotrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa
anorganik. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida dan air untuk menghasilkan
gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan
proses ini berasal dari fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang
menghasilkan glukosa berikut ini:
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Glukosa dapat digunakan untuk
membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan
sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang
terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi
pada respirasi seluler berkebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi,
gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan
karbon dioksida, air, dan energi kimia.
Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan
pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada
tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. klorofil
menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun seluruh
bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian
besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang
disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap milimeter
perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang
transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh kutikula dari lilin
yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan sinar matahari
ataupun penguapan air yang berlebihan.
- Fotosintesis pada alga dan bakteri
Alga terdiri dari alga multiseluler
seperti ganggang hingga alga mikroskopik yang hanya terdiri dari satu
sel. Meskipun alga tidak memiliki struktur sekompleks tumbuhan darat,
fotosintesis pada keduanya terjadi dengan cara yang sama. Hanya saja
karena alga memiliki berbagai jenis pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang
gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih bervariasi. Semua alga
menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof. Hanya sebagian
kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang
dihasilkan oleh organisme lain.
PROSES FOTOSINTESIS
Pada tumbuhan, organ utama tempat
berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang
memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah
tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil
fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan
terdekat terlebih dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi
fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal:
granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang,
terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen
(O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan
NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi
terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi
gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi
molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang
gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu
panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700
nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 – 700 nm), hijau kuning
(510 – 600 nm), biru (410 – 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing
jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait
pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen
yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang
tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang
berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai contoh, klorofil a
terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya
biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil a berperan
langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara langsung
berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya menyebabkan
lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya akan disalurkan
dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal dari rangkaian
panjang reaksi fotosintesis.
·
Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan
reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air dan cahaya matahari. Proses
diawali dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. Reaksi terang melibatkan dua fotosistem yang saling bekerja
sama, yaitu fotosistem I dan II. Fotosistem I (PS I) berisi pusat reaksi P700,
yang berarti bahwa fotosistem ini optimal menyerap cahaya pada panjang
gelombang 700 nm, sedangkan fotosistem II (PS II) berisi pusat reaksi P680 dan
optimal menyerap cahaya pada panjang gelombang 680 nm.
Mekanisme reaksi terang diawali dengan tahap dimana
fotosistem II menyerap cahaya matahari sehingga elektron klorofil pada PS II
tereksitasi dan menyebabkan muatan menjadi tidak stabil. Untuk menstabilkan
kembali, PS II akan mengambil elektron dari molekul H2O yang ada disekitarnya.
Molekul air akan dipecahkan oleh ion mangan (Mn) yang bertindak sebagai enzim.
Hal ini akan mengakibatkan pelepasan H+ di lumen tilakoid. Dengan menggunakan
elektron dari air, selanjutnya PS II akan mereduksi plastokuinon (PQ) membentuk
PQH2. Plastokuinon merupakan molekul kuinon yang terdapat pada membran lipid
bilayer tilakoid. Plastokuinon ini akan mengirimkan elektron dari PS II ke
suatu pompa H+yang disebut sitokrom b6-f kompleks. Reaksi keseluruhan yang
terjadi di PS II adalah:
2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2 +
2PQH2
Sitokrom b6-f kompleks berfungsi untuk membawa elektron
dari PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2 dan mereduksi protein kecil
yang sangat mudah bergerak dan mengandung tembaga, yang dinamakan plastosianin
(PC). Kejadian ini juga menyebabkan terjadinya pompa H+ dari stroma ke
membran tilakoid.[21] Reaksi yang terjadi pada sitokrom b6-f
kompleks adalah:
2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) + 4
H+ (lumen)
Elektron dari sitokrom b6-f kompleks akan diterima oleh
fotosistem I. Fotosistem ini menyerap energi cahaya terpisah dari PS II,
tapi mengandung kompleks inti terpisahkan, yang menerima elektron yang berasal
dari H2O melalui kompleks inti PS II lebih dahulu. Sebagai sistem yang
bergantung pada cahaya, PS I berfungsi mengoksidasi plastosianin tereduksi dan
memindahkan elektron ke protein Fe-S larut yang disebut feredoksin. Reaksi
keseluruhan pada PS I adalah:
Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) → 4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Selanjutnya elektron dari feredoksin digunakan dalam
tahap akhir pengangkutan elektron untuk mereduksi NADP+ dan membentuk
NADPH. Reaksi ini dikatalisis dalam stroma oleh enzim feredoksin-NADP+ reduktase. Reaksinya
adalah:
4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd (Fe3+) + 2NADPH
Ion H+ yang telah dipompa ke dalam membran tilakoid
akan masuk ke dalam ATP sintase. ATP sintase akan menggandengkan pembentukan
ATP dengan pengangkutan elektron dan H+ melintasi membran
tilakoid. Masuknya H+ pada ATP sintase akan membuat ATP sintase
bekerja mengubah ADP dan fosfat anorganik (Pi) menjadi ATP. Reaksi
keseluruhan yang terjadi pada reaksi terang adalah sebagai berikut:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP + NADPH +
3H+ + O2
·
Reaksi gelap
Reaksi gelap pada tumbuhan dapat terjadi melalui dua
jalur, yaitu siklus Calvin-Benson dansiklus Hatch-Slack. Pada siklus
Calvin-Benson tumbuhan mengubah senyawa ribulosa 1,5 bisfosfat menjadi senyawa
dengan jumlah atom karbon tiga yaitu senyawa 3-phosphogliserat. Oleh
karena itulah tumbuhan yang menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini
dinamakan tumbuhan C-3. Penambatan CO2 sebagai sumber karbon pada
tumbuhan ini dibantu oleh enzim rubisco. Tumbuhan yang reaksi gelapnya mengikuti jalur
Hatch-Slack disebut tumbuhan C-4 karena senyawa yang terbentuk setelah
penambatan CO2 adalah oksaloasetat yang memiliki empat atom karbon. Enzim
yang berperan adalah phosphoenolpyruvate carboxilase.
Mekanisme siklus Calvin-Benson dimulai dengan fiksasi
CO2 oleh ribulosa difosfat karboksilase (RuBP) membentuk 3-fosfogliserat.
RuBP merupakan enzim alosetrik yang
distimulasi oleh tiga jenis perubahan yang dihasilkan dari pencahayaan
kloroplas. Pertama, reaksi dari enzim ini distimulasi oleh peningkatan pH. Jika
kloroplas diberi cahaya, ion H+ditranspor dari stroma ke dalam tilakoid
menghasilkan peningkatan pH stroma yang menstimulasi enzim karboksilase,
terletak di permukaan luar membran tilakoid. Kedua, reaksi ini distimulasi
oleh Mg2+, yang memasuki stroma daun sebagai ion H+, jika kloroplas diberi
cahaya. Ketiga, reaksi ini distimulasi oleh NADPH, yang dihasilkan oleh
fotosistem I selama pemberian cahaya.
Fiksasi CO2 ini merupakan reaksi gelap yang
distimulasi oleh pencahayaan kloroplas. Fikasasi CO2 melewati proses
karboksilasi, reduksi, dan regenerasi. Karboksilasi melibatkan penambahan
CO2 dan H2O ke RuBP membentuk dua molekul 3-fosfogliserat(3-PGA). Kemudian
pada fase reduksi, gugus karboksil dalam 3-PGA direduksi menjadi 1 gugus
aldehida dalam 3-fosforgliseradehida (3-Pgaldehida). Reduksi ini tidak
terjadi secara langsung, tapi gugus karboksil dari 3-PGA pertama-tama diubah
menjadi ester jenis anhidrida asam pada asam 1,3-bifosfogliserat (1,3-bisPGA)
dengan penambahan gugus fosfat terakhir dari ATP. ATP ini timbul dari
fotofosforilasi dan ADP yang dilepas ketika 1,3-bisPGA terbentuk, yang diubah
kembali dengan cepat menjadi ATP oleh reaksi fotofosforilasi tambahan. Bahan
pereduksi yang sebenarnya adalah NADPH, yang menyumbang 2 elektron. Secara
bersamaan, Pi dilepas dan digunakan kembali untuk mengubah ADP menjadi ATP.
Pada fase regenerasi, yang diregenerasi adalah RuBP yang
diperlukan untuk bereaksi dengan CO2 tambahan yang berdifusi secara
konstan ke dalam dan melalui stomata. Pada akhir reaksi Calvin, ATP ketiga
yang diperlukan bagi tiap molekul CO2 yang ditambat, digunakan untuk
mengubah ribulosa-5-fosfat menjadi RuBP, kemudian daur dimulai lagi.
Tiga putaran daur akan menambatkan 3 molekul CO2 dan
produk akhirnya adalah 1,3-Pgaldehida. Sebagian digunakan kloroplas untuk
membentuk pati, sebagian lainnya dibawa keluar. Sistem ini membuat jumlah
total fosfat menjadi konstan di kloroplas, tetapi menyebabkan munculnya
triosafosfat di sitosol. Triosa fosfat digunakan sitosol untuk membentuk
sukrosa.
Siklus Hatch-Slack
Berdasarkan cara memproduksi glukosa, tumbuhan dapat
dibedakan menjadi tumbuhan C3 dan C4. Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang
berasal dari daerah subtropis. Tumbuhan ini menghasilkan glukosa dengan
pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat
CO2. Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul glukosa.
Namun, ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa. Hal ini
dapat terjadi jika ada fotorespirasi, di mana enzim Rubisco tidak menambat
CO2 tetapi menambat O2. Tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan
di daerah tropis. Tumbuhan ini melibatkan dua enzim di dalam pengolahan
CO2 menjadi glukosa. Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco)
adalah enzim yang akan mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan menjadi
oksaloasetat. Oksaloasetat akan diubah menjadi malat. Malat akan
terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2. Piruvat akan kembali menjadi PEPco,
sedangkan CO2 akan masuk ke dalam siklus Calvin yang berlangsung di
sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP. Proses ini dinamakan
siklus Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil. Dalam keseluruhan proses
ini, digunakan 5 ATP.
FOTOSINTESIS TUMBUHAN C3, C4 DAN CAM
1.
Tumbuhan C3
Tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2
atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang,
kedelai, kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3.
Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP
(RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses
fotosintesis) dalam proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat
yang bersamaan untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah
respirasi,proses pembongkaran karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil
samping, yang terjadi pada siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir
ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan
CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Tumbuhan C3 tumbuh dengan karbon fiksasi C3 biasanya
tumbuh dengan baik di area dimana intensitas sinar matahari cenderung sedang,
temperature sedang dan dengan konsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih
tinggi, dan juga dengan air tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada
dalam area dengan konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco
sering menyertakan molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul
karbondioksida. Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi menurunkan
kesempatan Rubisco untuk menyertakan molekul oksigen. Karena bila ada molekul
oksigen maka Rubp akan terpecah menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam
siklus Calvin, dan 2 molekul glikolat akan dioksidasi dengan adanya oksigen,
menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan energi.
Pada tumbuhan C3,CO2 hanya difiksasi RuBP oleh
karboksilase RuBP. Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya
berlimpah. Contoh tanaman C3 antara lain : kedelai, kacang tanah,
kentang, dll.
Fiksasi
Karbondioksida
Melvin Calvin bersama beberapa peneliti pada universitas
calivornia berhasil mengidentivikasi produk awal dari fiksasi CO2. Produk
awal tersebut adalah asam 3-fosfogliserat atau sering disebut PGA, karena PGA
tersusun dari 3 atom karbon.
Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa tidak ada senyawa
dengan 2 atom C yang terakumulasi. Senyawa yang terakumulasi adalah senyawa
dengan 5 atom C yakni Ribulosa – 1.5 – bisfosfat (RUBP). Reaksi antara
CO2 dengan RUBP dipacu oleh enzim ribulosa bisfosfat karboklsilase
(RUBISCO).
Rubisco adalah enzim raksasa yang berperan sangat penting dalam reaksi gelap fotosintesis tumbuhan. Enzim inilah yang
menggabungkan molekul ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP, kadang-kadang disebut
RuDP) yang memiliki tiga atom C dengankarbondioksida menjadi atom dengan enam C,
untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi glukosa, molekul penyimpan energi aktif utama
pada tumbuhan.
Siklus Calvin
Siklus Calvin disebut juga Reaksi gelap yang merupakan
reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis. Reaksi gelap adalah reaksi
pembentukan gula dari CO2 yang terjadi di stroma. Reaksi ini tidak membutuhkan
cahaya. Reaksi terjadi pada bagian kloroplas yang disebut stroma, tempat terjadinya Reaksi gelap
Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH, yang dihasilkan
dari reaksi terang, dan CO2, yang berasal dari udara bebas. Dari reaksi gelap
ini, dihasilkan glukosa (C6H12O6), yang sangat diperlukan bagi reaksi
katabolisme. Reaksi ini ditemukan oleh Melvin Calvin dan Andrew
Benson, karena itu reaksi gelap disebut jugareaksi Calvin-Benson.
Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga
tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi. Reaksi gelap dimulai
dengan pengikatan atau fiksasi 6 molekul CO2 ke 6 molekuk gula 5 karbon yaitu
ribulosa 1,5 bifosfat, dikatalisis oleh enzim ribulosa bifosfat
karboksilase/oksigenase(rubisco) yang kemudian membentuk 6 molekul gula 6
karbon. Molekul 6 karbon ini tidak stabil maka pecah menjadi 12 molekul 3
karbon yaitu 3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat kemudian difosforilasi oleh 12
ATP membentuk 1,3 bifosfogliserat. 1,3 bifosfogliserat difosforilasi lagi oleh
12 NADPH membentuk 12 molekul gliseradehida 3 fosfat/PGAL. 2 PGAL digunakan
untuk membentuk 1 molekul glukosa atau jenis gula lainnya, sedangkan 10 molekul
lainnya difosforilasi oleh 6 ATP untuk kembali membentuk 6 molekul Ribulosa 1,5
bifosfat. Proses pengikatan CO2 ke RuBP disebut fiksasi, proses pemecahan
molekul 6 karbon menjadi molekul 3 karbon disebut reduksi dan proses
pembentukan kembali RuBP dari PGAL disebutregenerasi.
Fotosintesis ini disebut mekanisme C3, karena molekul
yang pertama kali terbentuk setelah fiksasi karbon adalah molekul berkarbon 3,
3-fosfogliserat. Kebanyakan tumbuhan yang menggunakan fotosintesis C3 disebut
tumbuhan C3.
Padi, gandum, dan kedelai merupakan contoh-contoh
tumbuhan C3 yang penting dalam pertanian.
Kondisi lingkungan yang mendorong fotorespirasi ialah
hari yang panas, kering, dan terik-kondisi yang menyebabkan stomata tertutup.
Kondisi ini menyebabkan CO2 tidak bisa masuk dan O2 tidak bisa keluar sehingga
terjadi fotorespirasi.
2.
Tumbuhan C4
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan
kering. Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman
C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2
dan O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil
(sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel
epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel
“bundle sheath” (sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana
kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentasi CO2 pada
sel-sel bundle sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi
dengan RuBP, sehingga fotorespirasi sangat kecil and G sangat rendah, PEP
mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis
terhadap CO2 di bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. , laju assimilasi
tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan meningkatnyaCO2. Sehingga, dengan
meningkatnya CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4
dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebihan. Contoh tanaman C4 adalah jagung,
sorgum dan tebu
Tetapi pada sintesis C4,enzim karboksilase PEP memfiksasi
CO2 pada akseptor karbon lain yaitu PEP. Karboksilase PEP memiliki daya ikat
yang lebih tinggi terhadap CO2 daripada karboksilase RuBP. Oleh karena
itu,tingkat CO2 menjadi sangat rendah pada tumbuhan C4,jauh lebih rendah
daripada konsentrasi udara normal dan CO2 masih dapat terfiksasi ke PEP oleh
enzim karboksilase PEP. Sistem perangkap C4 bekerja pada konsentrasi CO2 yang
jauh lebih rendah.
Tumbuhan C4 dinamakan demikian karena tumbuhan itu
mendahului siklus Calvin yang menghasilkan asam berkarbon -4 sebagai hasil
pertama fiksasi CO2 dan yang memfiksasi CO2 menjadi APG di sebut
spesies C3, sebagian spesies C4 adalah monokotil (tebu, jagung, dll)
Reaksi dimana CO2 dikonfersi menjadi asam malat atau
asam aspartat adalah melalui penggabugannya dengan fosfoeolpiruvat (PEP) untuk
membentuk oksaloasetat dan Pi.
Enzim PEP-karboksilase ditemukan pada setiap sel tumbuhan
yang hidup dan enzim ini yang berperan dalam memacu fiksasi CO2 pada
tumbuhan C4. enzim PEP-karboksilase terkandung dalam jumlah yang banyak pada
daun tumbuhan C4, pada daun tumbuhan C-3 dan pada akar, buah-buah dan sel – sel
tanpa klorofil lainnya ditemukan suqatu isozim dari PEP-karboksilase.
Reaksi untuk mengkonversi oksaloasetat menjadi malat
dirangsang oleh enzim malat dehidrogenase dengan kebutuhan elektronnya
disediakan oleh NHDPH. Oksaleasetat harus masuk kedalam kloroplas untuk
direduksi menjadi malat.
Pembentukkan aspartat dari malat terjadi didalam sitosol
dan membutuhkan asam amino lain sebagai sumber gugus aminonya. Proses ini
disebut transaminasi.
Pada tumbuhan C-4 terdapat pembagian tugas antara 2 jenis
sel fotosintetik, yakni :
·
sel mesofil
·
sel-sel bundle sheath/ sel seludang-berkas pembuluh.
Sel seludang berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang
sangat padat disekitar berkas pembuluh. Diantara seludang-berkas pembuluh dan
permukaan daun terdapat sel mesofil yang tersusun agak longgar. Siklus calvin
didahului oleh masuknya CO2 ke dalam senyawa organic dalam mesofil.
Langkah pertama ialah penambahan CO2 pada
fosfoenolpirufat (PEP) untuk membentuk produk berkarbon empat yaitu
oksaloasetat, Enzim PEP karboksilase menambahkan CO2 pada PEP.
Karbondioksida difiksasi dalam sel mesofil oleh enzim PEP karboksilase. Senyawa
berkarbon-empat-malat, dalam hal ini menyalurkan atom CO2 kedalam sel
seludang-berkas pembuluh, melalui plasmodesmata. Dalam sel seludang –berkas
pembuluh, senyawa berkarbon empat melepaskan CO2 yang diasimilasi ulang
kedalam materi organic oleh robisco dan siklus Calvin.
Dengan cara ini, fotosintesis C4 meminimumkan fotorespirasi
dan meningkatkan produksi gula. Adaptasi ini sangat bermanfaat dalam daerah
panas dengan cahaya matahari yang banyak, dan dilingkungan seperti inilah
tumbuhan C4 sering muncul dan tumbuh subur
C. Tumbuhan CAM
Tumbuhan C4 dan CAMlebih adaptif di daerah panas dan
kering. Crassulacean acid metabolism ( CAM), tanaman ini mengambil
CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya.
Meski tidak menguarkan oksigen dimalam hari, namun dengan memakan CO2 yang beredar,
tanaman ini sudah membantu kita semua menghirup udara bersih, lebih sehat,
menyejukkan dan menyegarkan bumi, tempat tinggal dan ruangan. Jadi, cocok buat
taruh di ruang tidur misalnya. Sayang, hanya sekitar 5% tanaman jenis ini.
Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga
lili.
Tanaman CAM , pada kelompok ini penambatan CO2 seperti
pada tanaman C4, tetapi dilakukan pada malam hari dan dibentuk senyawa dengan
gugus 4-C. Pada hari berikutnya ( siang hari ) pada saat stomata dalam keadaan
tertutup terjadi dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2
melalui kegiatan Rudp karboksilase. Jadi tanamanCAMmempunyai beberapa persamaan
dengan kelompok C4 yaitu dengan adanya dua tingkat sistem penambatan CO2.
Pada C4 terdapat pemisahan ruang sedangkan pada CAM
pemisahannya bersifat sementara. Termasuk golongan CAM adalah Crassulaceae,
Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus, dan Oncidium
lanceanum.
Beberapa tanaman CAM dapat beralih ke jalur C3 bila
keadaan lingkungan lebih baik.
Beberapa spesies tumbuhan mempunyai sifat yang berbeda
dengan kebanyakan tumbuhan lainnya, yakni Tumbuhan ini membuka stomatanya pada
malam hari dan menutupnya pada siang hari. Kelompok tumbuhan ini umumnya adalah
tumbuhan jenis sukulen yang tumbuh da daerah kering. Dengan menutup stomata
pada siang hari membantu tumbuhan ini menghemat air, dapat mengurangi laju
transpirasinya, sehingga lebih mampu beradaptasi pada daerah kering tersebut.
Selama malam hari, ketika stomata tumbuhan itu terbuka,
tumbuhan ii mengambil CO2 dan memasukkannya kedalam berbagai asam organic.
Cara fiksasi karbon ini disebut metabolisme asam
krasulase, atau crassulacean acid metabolism (CAM).
Dinamakan demikian karena metabolisme ini pertama kali
diteliti pada tumbuhan dari famili crassulaceae. Termasuk golongan CAM adalah
Crassulaceae, Cactaceae, Bromeliaceae, Liliaceae, Agaveceae, Ananas comosus,
dan Oncidium lanceanum.
Jalur CAM serupa dengan jalur C4 dalam hal karbon
dioksida terlebih dahulu dimasukkan kedalam senyawa organic intermediet sebelum
karbon dioksida ini memasuki siklus Calvin. Perbedaannya ialah bahwa pada
tumbuhan C4, kedua langkah ini terjadi pada ruang yang terpisah. Langkah ini
terpisahkan pada dua jenis sel. Pada tumbuhan CAM, kedua langkah dipisahkan
untuk sementara. Fiksasi karbon terjadi pada malam hari, dan siklus calvin
berlangsung selama siang hari.
C.
Kemosintesis
Kemosintesis merupakan
contoh reaksi anabolisme selain fotosintesis. Kemosintesis adalah konversi
biologis satu molekul karbon atau lebih (biasanya karbon dioksida atau metana),
senyawa nitrogen dan sumber makanan menjadi senyawa organik dengan menggunakan
oksidasi molekul anorganik (contohnya gas hidrogen, hidrogen sulfida) atau
metana sebagai sumber energi, daripada cahaya matahari, seperti pada
fotosintesis. Dalam penjelasan yang lebih sederhana, kemosintesis adalah
anabolisme yang menggunakan energi kimia. Energi kimia yang digunakan pada
reaksi ini adalah energi yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia, yaitu reaksi
oksidasi.Organisme autotrof yang melakukan kemosintesis disebut kemoautotrof. Kemampuan melakukan kemosintesis hanya dimiliki oleh beberapa jenis mikroorganisme, misalnya bakteri belerang nonfotosintetik (Thiobacillus) dan bakteri nitrogen (Nitrosomonas dan Nitrosococcus). Banyak mikroorganisme di daerah laut dalam menggunakan kemosintesis untuk memproduksi biomassa dari satu molekul karbon. Dua kategori dapat dibedakan. Pertama, di tempat yang jarang tersedia molekul hidrogen, energi yang tersedia dari reaksi antara CO2 dan H2 (yang mengawali produksi metana, CH4) dapat menjadi cukup besar untuk menjalankan produksi biomassa. Kemungkinan lain, dalam banyak lingkungan laut, energi untuk kemosintesis didapat dari reaksi antara O2 dan substansi seperti hidrogen sulfida atau amonia. Pada kasus kedua, mikroorganisme kemosintetik bergantung pada fotosintesis yang berlangsung di tempat lain dan memproduksi O2 yang mereka butuhkan.
Reaksi kemosintesis pada bakteri belerang berlangsung sebagai berikut.
Bakteri nitrogen, seperti Nitrosomonas dan Nitrosococcus memperoleh energi hasil dengan cara mengoksidasi NH3 yang telah bereaksi dengan CO2 dan membentuk amonium karbonat ((NH4)2CO3).
Jenis bakteri lain yang mampu melaksanakan kemosintesis antara lain Nitrobacter. Bakteri ini mampu mengoksidasi senyawa nitrit dalam mediumnya. Hasilnya adalah senyawa nitrat dan membebaskan energi yang akan dipergunakan untuk menyintesis senyawa organik.
kog gk bisa di save?? kong bgmna mo blajar??
BalasHapusmohon ijin copy,untuk tambahan materi di sekolah.
BalasHapusMetabolisme adalah pertukaran zat antara
BalasHapussuatu sel atau suatu organisme secara keseluruhan
dengan zat antara suatusel atau organisme secara
keseluruhan dengan lingkungannya.Metabolisme
berasal dari kata Yunani “Metabole” ynisme hang
berarચ perubahan. Metabolisme kadang juga diarચ�kan pertukaran zat antaara satu sel atau secara
keseluruhan dengan lingkungannya. Salah satu akચ�vitas protoplasma yang penચ�ng adalah
pembentukan sel baru dengan cara pembelahan.